Tuhan telah meniupkan napasnya ke dalam tubuhku
Aku berdiri sebagai perindu disimpang jalan perinduanku
Tubuhku lunglai menanggung malu
Haruskah kusembunyikan tubuhku dalam lubang penuh ragu
Ingin aku menatapmu
Namun kupikir rasanya semakin menatapmu semakin sesak dadaku
Kupikir melihatmu dalam keadaan baik-baik seperti itu,
Setidaknya aku tak perlu lagi meragu
Biarkan persimpangan ini berlalu
Tanpa lagi rindu
Tanpa lagi malu
Terimakasih telah mendengar jeritan hatiku
Terimakasih pula untuk tawa yang sempat kau perlihatkan meski bukan untukku
Sungguh
Aku ingin melupakanmu