Minggu, 26 Juli 2015

Sketsa Takdir

"Hey aku membuat gambar untukmu" - uangkapku.
"Apakah sebuah sketsa?bisakah aku melihatnya?" - balasnya sangat antusias.
"Kau menginginkan sebuah sketsa?kupikir kau tak tertarik dengan hal semacam itu. Terlalu klasik bukan?"
"Tidak. Aku menyukainya. Apalagi kau yang buat. Aku lebih menyukai itu"
"Tapi-- aku tidak sedang membuatkan kau sebuah sketsa parasmu"
"Lalu?"
"Kau terlalu tampan untuk ku gambar. Terlalu tajam menyilaukan mata. Aku tak memiliki keberanian"
"Kau ini bicara apa?kau hebat. Aku selalu menyukai karyamu"
"Ha ha ha" -- aku tertawa namun ia hanya diam melihatku dengan cemas.
"Kau meragukanku?" -- ungkapnya "atau kau meragukan dirimu sendiri?"
Aku menghentikan tawaku. "Tidak. Aku tidak sedang meragukan apapun. Kau tau, kau adalah pembuat kata terpandai yang pernah aku tau"
"Ayolah. Aku tidak sedang memujimu. Aku hanya berusaha bicara sesuai realitas"
"Baiklah" -- ujarku singkat.
"Hanya baiklah?itu saja" wajahnya tampak berubah. Tak lagi antusias seperti pertama kita bicara. Semurung apapun ia selalu terlihat tampan di mataku. Iya-- ia sangat tampan. Terlalu tampan untuk sosok yang aku kagumi.
"Kau tak mau tunjukkan?" -- ujarnya sedikit memelas.
"Bukan aku tak mau tunjukkan. Tapi ini tentang takdir yang aku takutkan"
"Takdir yang kau takutkan?"
"Gambar itu memperlihatkan dirimu. Tidak denganku. Namun bersama orang lain"
Ia diam seolah perkataan ku adalah benar.
"Kau tau, kau diam seolah bicaraku ini benar" -- sindirku
"Bagaimana bisa kau membuat gambar itu?" -- ujarnya bertanya sedikit ragu.
"Aku tidak mengerti. Aku hanya berusaha menggambar namun seperti itulah hasilnya"
"K-kau mungkin memikirkan hal itu sebelumnya"
"Tidak. Bahkan tidak pernah sedikitpun aku memikirkan hal itu"
"Hey aku tak akan meninggalkanmu. Kau harus tau itu" -- ujarnya lalu memelukku.
Pelukan nya begitu hangat. Tak ingin aku melepas itu. Namun pikiran ku masih menyeringai memikirkan hal yang lebih dari gambar yang aku buat. Aku tidak mengeti namun aku tau semua itu akan nyata. Aku tau. Dan suatu saat nanti ia akan meninggalkanku. Dan yang harus aku mengerti adalah menerima ketika ia akan bersama dengan orang lain. Aku tak membalas bicaranya. Aku hanya menangis menikmati pelukan terbaik selama aku bersamanya.
"Kau tau, kau wanita terkuat yang pernah aku tau. Kau akan lebih kuat lebih daripada ini. Kau tak usah meragukan ku" -- ujarnya
"Bicaramu seolah akan meninggalkan aku" -- jawabku sembari melepas pelukannya.
"T-tidak. Bakar saja gambar mu itu. Aku tak jadi ingin melihatnya. Akan menyakitkan"
"Hey aku tidak perlu melakukan itu bukan. Kau hanya perlu berjanji untuk tidak meninggalkanku. Itu saja" -- aku berucap terlihat sedikit memaksakan. Bagaimana bisa aku berucap seperti itu sedangkan aku dan dia tak pernah sedikitpun menjalin cinta. Aku hanya mengaguminya. Dasar bodoh. "Mm-maksud ku kau boleh meninggalkanku kapanpun. Tanpa ragu. Tanpa kau pedilikan aku. Aku siap"
"Kau ini bicara apa" -- ujarnya tertawa sembari mengusap air mataku lalu nengacak-acak rambutku.

Aku akan merindukan hal ini. Aku hanya perlu menjadi teman terbaik untuknya. Apapun itu yang terpenting adalah yang terbaik.

Sabtu, 25 Juli 2015

Rindu. S e l a l u

j a u h.
Tuanku
yang aku tau, kamu selalu membuatku rindu
aku ingin bertemu
entahlah, jarak kota terlalu jauh untuk sekedar mengadu
maaf, maaf bila rasa ini masih singgah sejak dahulu
Walau waktu ini hanya setetes dua tetes dari sebagian hatiku
namun rasa ini tetap ada untukmu
tuanku
aku tidak mengerti lagi kemana aku harus mengadu
aku terlalu takut untuk sekedar bicara rindu
terlalu banyak pelampiasan yang aku buat untuk sekedar mereda rinduku
aku malu

karna hanya kamu yang aku  r i n d u
s e l a l u
j a u h

Minggu, 19 Juli 2015

Rabu, 15 Juli 2015

P r o b l e m

Kalau kamu cinta, kamu tidak akan diam. Kalau kamu cinta, kamu akan perjuangkan aku. Apapun itu.

Mungkin..
Kamu dan Aku, kita hanya sedang bersama. Bukan bersatu. Karena itu kamu dan aku tak pernah saling mengerti.

Senin, 13 Juli 2015

Kopi Susu

di sebuah kedai setelah dari galery

Disebuah galery
"setelah ini kau akan kemana?"
"mungkin pulang"
"jalan yuk"
"kemana?"
"suka kopi?kita ngopi yuk"
"boleh"

i n g a t  ?
bahkan aku masih mengingatnya hingga saat ini. m e n y e n a n g k a n
kita membuat dunia baru di dalam nya.
membicarakan yang kau suka dan tentu aku suka
d u n i a m u .seni

banyak hal yang kita bicarakan. dan tentu pertanyaan yang selalu kau utarakan
"apa alasanmu berkeseniman?"

kau  p r i a  yang berprinsip. tidak pernah lelah.
mengejar cita dengan lara.
mengejar angan tanpa lengah.
p r i a  dengan sejuta kecerdasan.

terima k a si h untuk kopisusu nya.
aku menyukaimu karena kau seorang  "p r i a"
bukan karena kopisusu nya :) 

Rabu, 08 Juli 2015

Lelaki dalam doa

Lelaki dalam doa
Pernahkah kau menemuiku dalam mimpimu,
Tersenyum seakan kau bahagia
Kau yang kusebut
Untuk satu permintaan
Untuk tujuan yang seakan menjadi nyata
B a h a g i a m u
Pasti.

Senin, 06 Juli 2015

LOGIKA & PERASAAN

Saya belajar tentang
l o g i k a  dan  p e r a s a a n  dari seseorang.
Dia mengatakan bahwa
"Setiap orang punya cara sendiri untuk mencintai. Lelaki misalnya, mereka lebih memilih berpikir menggunakan logika karna ketika ia memiliki sebuah pertanyaan mengapa ia mencintai seseorang tentu ia akan menjawab menggunakan kalimat yang berhubungan dengan ketertarikan fisik. Berbeda dengan wanita, mereka lebih memilih berpikir menggunakan perasaan karna ketika ia memiliki sebuah pertanyaan mengapa ia mencintai seseorang tentu ia akan menjawab menggunakan kalimat yang berhubungan dengan apa yang ia rasakan, termasuk rasa aman, nyaman dan lain sebagainya"

Tidakkah benar?

Bicara tentang  c i n t a  y g  t u l u s
Banyak yang bilang
"Karna yg tulus itu pasti tanpa alasan"
Tidak kah kalian berpikir bahwa mencintai itu butuh alasan? Untuk apa kebanyakan dari kita meminta bukti ketika kita mengetahui bahwa cinta yang tulus adalah cinta yang tanpa alasan?☺

Jadi, mulailah berpikir.
Menggunakan
l o g i k a  atau  p e r a s a a n ☺
Karna yang tulus adalah yang mengerti dan memahami.

Kamis, 02 Juli 2015

You and I

Kau dan aku
K i t a .

Tuhan tengah merencanakan sesuatu lebih dari pada bersatu, yaitu
m a s a  d e p a n